geografi lingkungan

Khoirunnas anfa'uhum linnas

Kamis, 29 Desember 2011

Semiologi

 
Secara etimologis, Semiologi (F. de Saussure) atau Semiotika (C.S. Pierce) berasal dari bahasa yunani yaitu "semeion" yang berarti tanda dan "seme" yang berarti penafsiran tanda. Maka dari itu, Semiologi adalah ilmu yang mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda itu mempunyai arti.
Klasifikasi Semiologi adalah sebagai berikut :
  1. Semiologi Analitik : yaitu semiologi yang menganalisis sistem tanda menjadi ide, objek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, maka dapat dinyatakan sebagai arti yang terdapat di dalam lambang tersebut.
  2. Semiologi Deskriptif : yaitu semiologi yang memperhatikan sistem tanda yang dapat dialami sejak dahulu hingga sekarang, seperti mendung meerupakan tanda hujan.
  3. Semiologi Faunal : yaitu semiologi yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh binatang. Misal induk ayam yang berkotek menandakan baru saja bertelur.
  4. Semiologi Kultural : yaitu semiologi yang khusus menelaan sistem tanda ynag berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu yang membedakannya dengan masyarakat lain.
  5. Semiologi Natural : yaitu semiologi yang khusus menelaan sistem tanda yang di hasilkan oleh alam. Contoh : air sungai yang keruh menandakan di daerah hulu telah turun hujan, erosi, atau longsor, yang memberi tanda bahwa manusia telah merusak lingkungan alam.
  6. Semiologi Naratif : yaitu semiologi yang menelaan sistem tanda  dalam narasi yang berwujud mitos, dongeng, atau cerita lisan yang mempunyai nilai kurtural tinggi (Kearifan lokal).
  7. Semiologi Normatif : yaitu semiologi yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma. Misal, rambu-rambu lalu lintas.
  8. Semiologii Sosial : yaitu semiologi yang khusus menelaah sistem tanda yang di hasilkan oleh manusia  yang berwujud lambang yang terdapat di dalam bahasa.
Semiologi ini banyak diterapkan untuk mempelajari tanda-tanda bencana yang akan terjadi di lingkungan kita.
 

Semiologi Bencana

Dalam postingan saya sebelumnya, telah dibahas mengenai arti dari kata Semiologibeserta klasifikasinya. Semiologi khususnya semiologi natural dapat memberitahukan kita akan peristiwa peristiwa alam yang akan terjadi di lingkungan kita termasuk di dalamnya bencana. 
Adapun semiologi natural atau tanda tanda alam yang dapt kita lihat secara kasat mata ketika akan terjadi suatu peristiwa alam diantaranya :
- Tanda-Tanda akan datangnya hujan dan angin puting beliung.
  • Langit cerah tiba-tiba mendung
Siang hari yang cerah berubah mendung secara tiba-tiba.
  • Terlihat awan altocumulus di sore hari
Awan Altocumulus
- Tanda -tanda gempa bumi
  Bencana gempa bumi merupakan bencana yang sudah langganan melanda negeri ini. Karena itu, ada baiknya kita bisa membaca tanda tanda alam akan terjadinya gempa bumi walaupun tanda tanda ini belum bisa memprediksikan kapan dan dimana tepatnya akan terjadi gempa. Dibwah ini adalah tanda-tanda alam akan terjadinya gempa bumi yang berhasil direkam dari berbagaia sumber, diantaranya :
  • Terjadi anomali suhu atmosfer
Fenomena anomali suhu atmosfer di Jepang beberapa hari sebelum terjadi gempa bumi.
  • Bentukan awan gempa (kosmo-indikator)
Keadaan awan di langit Kobe, Jepang 8 hari sebelum gempa 17 januari 1995.
Keadaan awan di langit Bantul, DIY 3 hari sebelum gempa 27 Mei 2006
Kenampakan awan gempa ini berbeda dengan kenampakan awan biasa, bnetuknya lurus dan cenderung vertikal. Bandingkan dengan awan siklon di bawah ini :
Bentuk awan ketika badai siklon di Amerika Serikat
Adapun hubungan antara bentuk awan dengan gempa yaitu :


  • Bioindikator dari perilaku hewan
Beberapa hewan bisa merasakan anomali lingkungan beberapa waktu sebelum gempa terjadi.
Untuk bencana gempa bumi, semiologi analitik berupa rekaman data kejadian gempabumi di suatu tempat (dalam hal ini di Indonesia) dapat menjadi warning dan menambah kesiap-siagaan kita dalam menghadapi bencana. Adapun rekam data kejadian gempa di Indonesia diantaranya :


  • Statistik kejadian gempa pada bulan Masehi (Bulan Syamsiyah)
Statistik kejadian gempa pada bulan bulan penanggalan masehi.
  • Statistik kejadian gempa pada bulan Hijriyah (Bulan Komariah)
Statistik kejadian gempa pada bulan bulan penanggalan Hijriyah
  • Statistik kejadian gempa berdasarkan hari


Persentase kejadian gempa berdasarkan hari.


  • Statistik kejadian gempa berdasarkan kondisi bulan (Purnama hingga mati)
Persentase kejadian gempa berdasarkan fase bulan.
  • Statistik kejadian gempa berdasarkan penanggalan/hari Jawa
Persentase kejadian gempa berdasarkan pasaran jawa
Dengan demikian, diharapkan kita bisa mengenali semiologi bencana di sekitar kita dengan harapan kesiap-siagaan kita terhadap bencana semakin optimal.
Sumber : Catatan Kuliah Mitigasi Bencana.

0 comments:

Posting Komentar