geografi lingkungan

Khoirunnas anfa'uhum linnas

Rabu, 28 Desember 2011

AL- QURAN DAN HADIST TERBUKTI AMPUH MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP


"Barangsiapa yang menyayangi walaupun terhadap binatang yang akan disembelih, maka ALLAH SWT akan menyayanginya pada hari Kiamat kelak." (#) 

Islam adalah Diin yang Syaamil (Integral), Kaamil (Sempurna) dan Mutakaamil (Menyempurnakan semua sistem yang lain), karena ia adalah sistem hidup yang diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, hal ini didasarkan pada firman ALLAH SWT : "Pada hari ini AKU sempurnakan bagimu agamamu dan AKU cukupkan atasmu nikmatku, dan AKU ridhai Islam sebagai aturan hidupmu." (QS. 5 : 3). Oleh karena itu aturan Islam haruslah mencakup semua sisi yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya. 

Tidak ada satu celah pun dalam kehidupan seorang muslim yang tidak ditemui aturannya dalam Islam, dari sejak cara mengelola negara dan rakyat sampai dengan cara berbicara dan berjalan pun tak lepas dari rambu-rambu Sang Maha Teliti lagi Maha Mengurus Makhluq-NYA, lihatlah firman ALLAH SWT tentang cara berbicara dan berjalan dalam Kalam-NYA : "Maka sederhanakanlah kalian ketika berjalan dan rendahkanlah suara kalian (ketika berbicara)..." (QS. 31 : 19). 

Demikian tinggi, indah dan terperinci aturan Sang Maha Rahman dan Rahim ini, sehingga bukan hanya mencakup aturan bagi sesama manusia saja, melainkan juga terhadap alam dan lingkungan hidupnya, Sang RABB al-Jalil SWT telah jauh-jauh hari memetakan rambu-rambu-NYA, jauh sebelum Barat dengan Green-Peace dan Sustainable-Development-nya ditemukan... 

Salah satunya adalah hadits di atas dan hadits-hadits lainnya, seperti hadits berikut ini misalnya : "Suatu ketika ada seorang yang banyak dosa yang sedang melakukan perjalanannya dalam keadaan sangat haus, lalu menemukan sumur dan turun ke dalamnya, lalu ia minum dan terus keluar. Tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya karena kehausan sambil menjilat-jilat di tanah. Maka orang itu turun kembali dan membuka sepatunya lalu mengisinya dengan air lalu ia memanjat kembali dengan menggigit sepatunya agar air tidak jatuh untuk memberi minum anjing itu, maka ALLAH SWT meridhoi orang tersebut dan mengampuni semua dosanya. Maka para sahabat bertanya : Ya RasuluLLAH! Apakah pada binatang kita bisa mendapat pahala? Maka jawab al-Musthafa SAW : Pada setiap jantung yang berdenyut ada pahala." (HR. Bukhari kitab al-Masaqah, bab Fadhlu Saqyil Ma’i; dan Muslim kitab as-Salam hadits no. 153). 

Demikian pula sebaliknya ALLAH Yang Maha Rahman dan Rahim bahkan mengazab seorang ahli ibadah karena perbuatannya menyiksa binatang, sebagaimana dalam hadits berikut ini : "Seorang wanita ahli ibadah disiksa akibat seekor kucing yang dikurungnya sehingga mati kelaparan, maka akibat perbuatannya pada kucing itu ia masuk neraka. Dikatakan kepadanya : Engkau tidak memberikan makanan atau minuman kepadanya waktu engkau mengikatnya dan engkaupun tidak melepaskannya sehingga ia bisa memakan kutu-kutu yang merayap di tanah sehingga ia mati." (HR Bukhari kitab al-Masaqah, bab Fadhlu Saqyil Ma’i ; dan Muslim kitab as Salam hadits no. 151). Wanita ahli ibadah yang taat itu dimasukkan ke neraka hanya karena ia telah menyiksa seekor binatang kecil yang lemah dan tidak berdaya, sehingga ia tidak mampu sekedar memakan kutu yang merayap di tanah... 

SubhanaLLAH... Wanita tersebut masuk neraka (padahal ia seorang ahli ibadah) karena tidak mau menghargai sebuah jantung yang berdenyut... Sungguh sebuah sistem yang luar biasa, dan tidaklah mungkin ada sebuah sistem di dunia ini yang mampu menempatkan kedudukan binatang dan lingkungan setinggi ini...

--- 

(#) Hadits ini dikeluarkan oleh Syaikh Nashiruddin al Albani dalam kitabnya Shahih Adabul Mufrad lil Imam al-Bukhari, hadits no. 381. 

*) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (8) 



"Al-Quran memuat prinsip-prinsip etika dalam menjaga dan berhubungan antara manusia dengan mahkluk hidup lainnya, yang bisa membentuk dasar-dasar etika bagi konservasi lingkungan hidup, " tukas Fazlun Khalid, direktur dan pendiri Islamic Foundation for Ecology and Environmental Sciences (IFEES) Tanzania, seperti dikutip Christian Science Monitor.

IFEES yang berbasis di Inggris, adalah salah satu organisasi yang pada tahun 1998 meluncurkan proyek penyadaran kelestarian lingkungan dengan menggunakan basis ajaran Islam. "Kami mencari ajaran-ajaran yang sudah terlupakan itu dan mengumpulkannya kembali dalam bentuk yang modern, " kata Khalid.

Bekerjasama dengan CARE-organisasi bantuan untuk memberantas kemiskinan di dunia-IFEES menggelar pertemuan dengan para pemuka agama dan para nelayan untuk mendiskusikan bagaimana hubungan antara ayat-ayat yang ada dalam al-Quran dengan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan.

Dengan menggunakan ayat-ayat al-Quran serta hadist, mereka berusaha meyakinkan para nelayan untuk tidak lagi menggunakan dinamit, jala dan tombak ketika menangkap ikan.

IFEES juga bekerjasama dengan Misali Island Conservation (MICA)-lembaga yang bergerak dalam perlindungan terumbu karang-untuk melatih para imam-imam masjid di Tanzania agar mampu menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan lewat khutbah-khutbah Jumat mereka.

Proyek ini membuahkan hasil setahun setelah diluncurkan, terutama di Misali dan kepulauan Zanzibar yang didominasi warga Muslim.

"Saya sekarang tahu bahwa cara saya menangkap ikan selama ini sudah merusak lingkungan. Konservasi ini bukan dari mzungu (kata untuk menyebut orang kulit putih dalam bahasa Swahili, yang digunakan di seluruh Afrika Timur-red), tapi dari al-Quran, " ujar Salim Haji, seorang nelayan di sebuah pulau kecil.

Saat ini, banyak nelayan di Misali yang sudah mengganti alat penangkap ikannya dengan alat yang lebih ramah lingkungan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Proyek konservasi berbasis ajaran Islam, juga membuahkan hasil yang positif di Pemba, sebuah pulau kecil di wilayah Tanzania. Menurut Ali Abdullah Mbarouk, manajer proyek untuk CARE, masyarakat di kepulauan itu lebih menerima himbauan yang didasarkan pada ajaran-ajaran agama.

Direktur IFEES Fazlun Khalid optimis, upaya konservasi lingkungan dengan berbasiskan ajaran Islam juga bisa diterapkan di negara-negara Muslim lainnya. Saat ini, IFESS juga sedang melakukan proyek rehabilitasi hutan mangrove di Aceh dan proyek pelestarian hutan di Sumatera, bersama komunitas lingkungan hidup di Indonesia.

"Kami akan memulainya dari hal yang sederhana, seperti di Misali dan akan memberdayakan desa-desa lewat para pemuka agama. Mereka adalah orang-orang yang tepat untuk menghimbau masyarakat bahwa memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam adalah tanggung jawab semua masyarakat, " tandas Khalid. (ln/iol)

Sumber :
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/al-quran-dan-hadist-terbukti-ampuh-menjaga-kelestarian-lingkungan-hidup.htm

Sumber :
Nabiel Fuad Al-Musawa
http://arsip.kotasantri.com/mimbar.php?aksi=Detail&sid=96
13 Mei 2005

Sumber Gambar:
http://www.cerpa.appstate.edu/images/environment.jpg

Para aktivis lingkungan hidup melakukan kampanye sadar lingkungan bagi masyarakat Tanzania dengan cara pendekatan agama. Mereka memanfaatkan ayat-ayat Al-Quran dan hadist sebagai alat yang efektif untuk menyadarkan masyarakat agar menjaga kelestarian lingkungan hidup.
 

0 comments:

Posting Komentar