Pergerakan Benua Menurut Perspektif Sains
Dahulu kala orang-orang beranggapan bumi adalah sesuatu yang rigid atau kaku sementara benua-benua berada pada kedudukannya yang tetap tidak berpindah-pindah. Belakangan setelah orang-orang dapat melakukan pemetaan pantai ternyata terdapat kesesuaian morfologi dari pantai-pantai yang dipisahkan oleh Samudera. Hal ini menjadi titik tolak dari konsep-konsep yang menerangkan bahwa benua-benua tidak tetap akan tetapi selalu bergerak. Kecepatan pergerakan benua bervariasi antara 1 – 10 cm/tahun, tergantung lokasinya.
Berdasarkan kecepatan pergerakan ini maka diperkirakan pada sekitar 200 – 250 juta tahun lalu semua benua menyatu dan disebut pangea.
Tahun 1857 dua orang ahli kebumian Owen dan Snider mengemukakan bahwa terpisahnya benua disebabkan oleh adanya bencana luar biasa (katastrofik) dalam sejarah bumi. Tahun 1912 Alfred Wegener memperkenalkan konsep apungan benua atau continental drift yang mengemukakan bahwa benua-benua bergerak secara lambat melalui dasar samudera. Akan tetapi teori ini tidak bisa menerangkan adanya dua sabuk gunung api di bumi.
Konsep paling mutakhir yang dianut oleh para ilmuwan sekarang yaitu Teori Tektonik Lempeng. Teori ini lahir pada pertengahan tahun enampuluhan. Teori ini terutama didukung oleh adanya Pemekaran Tengah Samudera (Sea Floor Spreading) dan bermula di Pematang Tengah Samudera (Mid Oceanic Ridge : MOR) yang diajukan oleh Hess (1962). Teori Tektonik Lempeng adalah penyempurnaan dari teori yang diajukan oleh Alfred Wegener tahun 1912. Teori tektonik lempeng ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra
Kerakbumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerakbumi ini pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerakbumi. Dengan demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya. Arus konvensi tersebut merupakan sumber kekuatan utama yang menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.
Lempeng dan pergerakannya
Menurut teori ini kerakbumi (lithosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas, atau bisa juga disamakan dengan pulau es yang mengapung di atas air laut.
Ada dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera.
Kedalaman akar (root) lempeng benua dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang diturunkan dari hukum Pascal & hukum Archimedes sbb:
Kedalaman Lempeng Benua = (ρ1 X h)/( ρ2 - ρ1)
ρ1 = Densitas Lempeng Benua =2.8 gram/ccρ2 = Densitas Lempeng Samudra = 3.3 gram/cc
h = Ketinggian puncak benua dari permukaan laut (meter atau km).
h = Ketinggian puncak benua dari permukaan laut (meter atau km).
Contoh; misal ketinggian suatu benua adalah 2 km di atas permukaan laut, maka benua itu ”tertanam” atau ”terpasak” ke dalam lempeng samudra sedalam : (2.8 gram/cc X 2 km)/(3.3 – 2.8) gram/cc = 11.2 km
Jenis Pergerakan Lempeng
Pergerakan lempeng kerakbumi ada 3 macam yaitu pergerakan yang saling mendekati (convergen), saling menjauh (divergen) dan saling berpapasan/bergeseran (transform).
Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan.
Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerakbumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel membentuk jalur magmatik atau gunungapi. Contoh pembentukan gunungapi di Pematang Tengah Samudera di Lautan Pasific dan Benua Afrika.Pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti misalnya sesar (patahan) Semangko di Sumatera atau sesar Besar San Andreas di Amerika.
Pergerakan Benua Menurut Perspektif Quran
[QS Ar-Rald (13):4] Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Ayat ini dengan sangat jelas menginformasikan apa yang sekarang dikenal dengan "plate tectonic", adanya lempengan-lempemgan samudra dan lempengan-lempengan benua yang berdampingan. Kebun-kebun dan pohon-pohon mempunyai arti adanya daerah-daerah atau tempat-tempat yang subur, dan ini terbukti di perbatasan pertemuan lempeng samudra dan lempeng benua terbentuk barisan pegunungan berapi yang karenanya tempat-tempat itu menjadi subur.
[QS An-Naml (27):88] Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahalia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[QS Ath-Thuur (52):10] dan gunung benar-benar berjalan
Sains membuktikan bahwa baik benua maupun gunung-gunung (berapi) memang bergerak, sejak semua benua masih menyatu (pangea) pada sekitar 250 juta tahun lalu hingga kini.
[QS An-Nahl (16):15] Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.
[QS An-Nabaa’ (78):7] dan gunung-gunung sebagai pasak ?,
[QS An-Naazi’at (79):32] Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
[QS Al-Anbiya 21:31] Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.
Sumber Bacaan plate Tectonics:
1. Cox and Hart (1986) give a complete and introductory description of plate tectonics and methods of global tectonic investigations. A thorough and detailed presentation of seismology are presented in Lay and
2. Wallace (1995) and Bolt (1982), the later being more geared towards the introductory student
3. Elsom (1992), Marvin (1973), Erickson (1992), Wyllie (1976), Sullivan (1974) and Calder (1972) present a broadly based look at global plate tectonics.
4. Bruce Bolt, Inside the Earth, Evidence from Earthquakes, W.H. Freeman and Co., 1982.
5. Nigel Calder, The Restless Earth, Penguin Books, 1972.
6. Wallace Campbell, Introduction to magnetic fields, Cambridge University Press, 1997.
7. Derek Elsom, Earth, The Making, Shaping and Workings of a Planet, MacMillan Publishing Company, 1992.
3. Elsom (1992), Marvin (1973), Erickson (1992), Wyllie (1976), Sullivan (1974) and Calder (1972) present a broadly based look at global plate tectonics.
4. Bruce Bolt, Inside the Earth, Evidence from Earthquakes, W.H. Freeman and Co., 1982.
5. Nigel Calder, The Restless Earth, Penguin Books, 1972.
6. Wallace Campbell, Introduction to magnetic fields, Cambridge University Press, 1997.
7. Derek Elsom, Earth, The Making, Shaping and Workings of a Planet, MacMillan Publishing Company, 1992.
8. http://sains2quran.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar