Dan ayat 91 di surat yang sama yang menunjuk kasus gempa yang dialami umat Nabi Syuaib. Firman Allah SWT:
فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ
''Lalu, mereka dibinasakan oleh gempa bumi sehingga pagi harinya mereka bergelimpangan dalam rumahnya.''
Tidak jauh beda dari kedua ayat di atas, surat Hud ayat 67 kembali menunjuk kasus gempa yang menimpa umat Nabi Shaleh. Firman-Nya:
وَأَخَذَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دِيَٰرِهِمْ جَٰثِمِينَ
''Dan, orang-orang yang aniaya itu ditimpa suara gemuruh, lalu mereka bergelimpangan dalam rumahnya.''
Kemudian Surat Al-'Ankabut ayat 37 mengungkapkan kasus gempa yang dialami umat Nabi Syuaib. Firman-Nya:
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ
''Lalu mereka mendustakannya (Syuaib), kemudian mereka disiksa dengan gempa raya, lalu di pagi hari mereka bergelimpangan dalam rumahnya.''
Empat ayat Alquran di atas selayaknyalah mengundang manusia (terutama Muslim) agar melirik kasus gempa sebagai sebuah 'ibrah (pelajaran). Paling tidak, ada tiga hal yang dapat dilihat.
Pertama, kasus gempa bumi bukan hanya terjadi sekarang, melainkan telah terjadi di masa lampau dan mungkin akan terjadi lagi di masa datang.
Pengetahuan seperti itu membuka peluang kepada manusia untuk meningkatkan kehati-hatian dan bahkan mendeteksi saat-saat akan terjadinya gempa sebagai upaya menghindari bahaya yang lebih fatal.
Kedua, gempa bumi mutlak terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa (Allah SWT). Kendati menurut teori para ahli dan ilmuwan disebabkan gunung meletus atau pergeseran lempeng bumi dan sebagainya, semua itu tidak lain dari kehendak-Nya. Gempa bumi terjadi di luar kemampuan manusia atau makhluk lainnya.
Ketiga, kasus gempa bumi di zaman Nabi Shaleh dan Nabi Syuaib ternyata berhubungan dengan sikap umat yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Hal ini bukan hanya membuat kita terpukul oleh musibah gempa, melainkan juga mengharuskan kita melakukan koreksi diri.
Pertanyaannya, dosa apa yang telah kita lakukan sehingga Allah SWT Yang Maha Kuasa menakdirkan terjadinya gempa yang menghancurkan kota dan desa serta menewaskan manusia banyak?
Sebagai manusia lemah kita semua mutlak berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Harapan kita, gempa bumi yang telah terjadi dapat dilalui dengan penuh kesabaran dan menjadi sebuah bahan koreksi diri. Berlindung kita kepada-Nya dari sifat berputus asa dari rahmat-Nya.
Rasulullah SAW, ''Umatku ini dirahmati Allah dan tidak disiksa di akhirat, akan tetapi siksaan mereka di dunia berupa fitnah-fitnah, gempa bumi, peperangan, dan musibah-musibah.'' (HR Abu Daud).
Salah satu ayat Alquran mengungkap mengenai Bumi yang berguncang. “Jangan (berbuat demikian). Apabila Bumi diguncangkan berturut-turut,” Surah Al-Fajr Ayat 21.
Dari ayat tersebut bisa dijelaskan bahwa ketika kiamat tiba, Bumi akan diguncangkan dengan sangat dahsyat dan bertubi-tubi. Gunung-gunung diangkat dengan satu angkatan, lalu diempaskan, hingga Bumi terbelah.
Isi gunung dimuntahkan hingga seakan perut Bumi menjadi kosong karenanya. Selain gempa tektonik yang membelah Bumi karena patahan-patahan lempeng, letusan gunung yang hebat memuntahkan lahar dan mengisi semua cekungan Bumi.
Sebagian pakar berpendapat bahwa kiamat kecil tidak hanya menimpa manusia, tetapi juga benda-benda di alam raya. Kehancuran berskala kecil seperti gempa Bumi, gunung meletus, banjir dan lainnya juga termasuk kiamat kecil.
Yang demikian karena peristiwa ini menimbulkan kerusakan di lokasi kejadian. Kiamat kecil seperti ini adakalanya terjadi karena faktor alamiah yang tidak dapat dihindarkan atau karena perbuatan manusia.
Bukti sains menunjukkan bahwa lapisan bumi mengandung 20 padatan, yaitu lapisan Litosfir (kedalaman sekira 100 km), lapisan kerak dan selubung (ketebalan 500 hingga 1.000 km), dan 80 persen sisanya adalah air dan magma yang panas.
Lapisan padat atau lapisan teratas Bumi bagaikan lempengan tipis yang terapung di atas lapisan magma. Sehingga, lempeng ini akan selalu bergerak dan mengalami berbagai tekanan menghasilkan tabrakan, patahan, getaran maupun guncangan.
Meskipun patahan hanya beberapa sentimeter saja, akan dapat menghasilkan getaran hebat di permukaan Bumi.
0 comments:
Posting Komentar