geografi lingkungan

Khoirunnas anfa'uhum linnas

Selasa, 17 Mei 2011

Perkembangan Peserta Didik


BAB 1

PENDAHULUAN

            Anak sebagai individu yang masih bersifat potensial  merupakan asset yang sangat berharga yang dalam perkembangannya harus selalu dipandu dan dibimbing. Sebagai individu yang utuh, anak memiliki dasar mental yang mencirikan vitalitas hidupnya. Dasar mental yang dimiliki anak meliputi, rasa ingin tahu, minat, dan rasa ingin menemukan sesuatu. Dasar mental tadi merupakan modal yang sangat berharga bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu, mental anak harus dipupuk dan dikembangkan secara positif bagi kepentingan anak itu sendiri.

Senin, 16 Mei 2011

Penentuan Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi Yang Berbasis Lingkungan Studi Kasus Daerah Aliran Sungai Botok Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kesatuan wilayah tata air dan ekosistem yang di dalamnya terjadi interaksi antara unsur-unsur biotik berupa vegetasi penutup lahan dan abiotik terutama berupa tanah dan iklim. Interaksi tersebut dinyatakan dalam bentuk keseimbangan masukan dan luaran berupa hujan dan aliran. Adanya manusia dengan segala aktivitasnya yang memanfaatkan sumber daya dalam ekosistem DAS mengakibatkan terjadinya interaksi antara dua subsistem yaitu subsistem biofisik dan subsistem sosial ekonomi. Menurut Sandy (1996), Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam perspektif keruangan merupakan bagian dari muka bumi, yang airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan apabila hujan jatuh. Dalam DAS, terdapat karakteristik yang diperoleh dari air hujan yang jatuh terhadap penggunaan tanah.

Kerjasama Internasional Lingkungan Hidup


1.      Apa target bagi Indonesia untuk mengatasi Pemanasan Global?
Pada KTT perubuhan iklim (Cop 15) di Kopenhagen, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 26 persen. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, pengendalian kerusakan hutan menjadi porsi utama yang harus dilakukan. Demikian dikatakan oleh Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Rahmat Witoelar dalam diskusi dengan SIEJ-AJI yang bertemakan Langkah Konkrit Penurunan Emisi di Jakarta,( Rabu, 30 Juni 2010 2:36 pm). Menurut Rahmat, hal yang paling penting dalam melaksanakan komitmen ini adalah dengan cara menjaga keutuhan hutan,. Sebab, hutan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Tercatat hutan mampu menurunkan emisi GRK Indonesia yakni sebesar 0,672 giga ton CO2e dari 26 persen target yang diajukan Indonesia. “Dalam hal ini harus ada pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengelolaan sistem jaringan dan tata air, rehabilitasi hutan dan lahan, HTI, HTR, pemeberantasan ilegal logging, pencegahan deforestasi, serta pemberdayaan masyarakat,” ucapnya. Selain itu, pengendalian limbah juga sangat diperlukan dalam hal ini seperti pembuangan TPA, pengelolaan sampah dengan sistim 3R dan pengelolaan air limbah terpadu perkotaan. “Pengendalian limbah ini akan bisa mengurangi emisi sebesar 0,048 giga ton,” ujarnya.

Kerjasama Internasional Lingkungan Hidup


1.      Apa target bagi Indonesia untuk mengatasi Pemanasan Global?
Pada KTT perubuhan iklim (Cop 15) di Kopenhagen, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 26 persen. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, pengendalian kerusakan hutan menjadi porsi utama yang harus dilakukan. Demikian dikatakan oleh Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Rahmat Witoelar dalam diskusi dengan SIEJ-AJI yang bertemakan Langkah Konkrit Penurunan Emisi di Jakarta,( Rabu, 30 Juni 2010 2:36 pm). Menurut Rahmat, hal yang paling penting dalam melaksanakan komitmen ini adalah dengan cara menjaga keutuhan hutan,. Sebab, hutan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Tercatat hutan mampu menurunkan emisi GRK Indonesia yakni sebesar 0,672 giga ton CO2e dari 26 persen target yang diajukan Indonesia. “Dalam hal ini harus ada pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengelolaan sistem jaringan dan tata air, rehabilitasi hutan dan lahan, HTI, HTR, pemeberantasan ilegal logging, pencegahan deforestasi, serta pemberdayaan masyarakat,” ucapnya. Selain itu, pengendalian limbah juga sangat diperlukan dalam hal ini seperti pembuangan TPA, pengelolaan sampah dengan sistim 3R dan pengelolaan air limbah terpadu perkotaan. “Pengendalian limbah ini akan bisa mengurangi emisi sebesar 0,048 giga ton,” ujarnya.