Sekitar seratus
 dua puluh tahun yang lalu, pada tanggal 27 Augustus 1883, kepulauan 
vulkanik Krakatau, di Indonesia, yang merupakan sebuah kepulauan maya 
yang aktif secara vulkanik meletus dengan sangat dahsyat dan sangat 
merusak. Erupsi atau letusan ini merupakan salah satu bencana alam yang 
sangat dahsyat dalam sejarah bumi. Efeknya berpengaruh dalam skala 
global. Debu halusnya diterbangkan angin ketinggian hingga mencapai New 
York. Letusannya terdengar hingga 4800 km. Debu vulkanik naik dan 
tertiup di lapisan atas atmosfir dan mempengaruhi masuknya radiasi 
matahari dan cuaca bumi selama beberapa tahun.
Lokasi dan Setting Geologi dari Krakatau.
Krakatau 
terletak di Selat Sunda, 40 km dari Pantai Barat Jawa dan berada di 
Kepulauan Rakata di Indonesia. Koordinat geografis Krakatau adalah 16.7 
Lintang S dan 105.4 Bujur T. Krakatau merupakan salah satu dari gunung 
api di busur vulkanik Sunda. Gunung api ini dibentuk oleh subduksi 
lempeng India-Australia
Indonesia 
memiliki 130 gunung api aktif. Jumlah ini lebih banyak dari semua gunung
 api yang ada di negara lain di bumi. Gunung api ini berada di sepanjang
 garis sistem busur kepulauan Indonesia, yang diakibatkan oleh subduksi 
arah timur laut lempeng Hindia-Australia. Kebanyakan gunung api ini 
berada di sepanjang puncak busur topografi dua kepulauan besar, yakni 
Sumatra dan Jawa. Dua pulau ini dipisahkan oleh Selat Sunda, yang 
berlokasi di peralihan pelengkungan garis dari busur kepulauan vulkanik.
 Gunung api mendekati orientasi timur-barat di Jawa, dan orientasi barat
 laut-tenggara di Sumatra.
Krakatau adalah
 salah satu kepulauan vulkanik di Selat Sunda yang berada di atas 
patahan aktif arah utara-timur laut, yang orientasinya berbeda dengan 
kecenderungan arah busur kepulauan. Walau kelihatan kecil dibandingkan 
dengan gunung api terbesar di busur kepulauan, akan tetapi Krakatau dan 
gunung api yang berkaitan menunjukkan kapasitas untuk membuat ledakan 
yang sangat eksplosif
Letusan Krakatau Sebelumnya
Puncak Krakatau
 terletak pada ketinggian 790m dari muka laut. Erupsi pertama 
diperkirakan pada tahun 416 AD. Letusan gunung api ini menghancurkan 
gunung api Krakatau dan membentuk kaldera selebar 6.4 km. Kepulauan 
Verlaten dan Lang adalah sisa-sisa dari pegunungan api yang lebih tua. 
Selanjutnya, tiga gunung api bersatu untuk membentuk Kepulauan Krakatau.
Letusan moderat
 Krakatau yang terekam pada masa sejarah adalah letusan yang terjadi 
antara Mei 1680 dan November 1681.  Letusan ini menghancurkan semua 
tumbuhan yang ada di pulau dan menghamburkan batu apung dan debu dalam 
jumlah yang sangat besar ke lautan.
Jadi Krakatau 
adalah sisa dari pegunungan api tua yang tidak pernah lagi meletus 
selama 200 tahun. Sebelum  letusan Krakatau tahun 1883, kepulauan Rakata
 terdiri dari tiga pegunungan  dan tidak kurang dari satu kaldera. 
Kerucut gunung api sejajar dengan arah Utara-Selatan. Ujung arah utara 
disebut Poebowetan dan ujung selatan disebut Rakata. Ukuran perkiraan 
keseluruhan Krakatau adalah 5 km dikali 9 km.
Kronologi Kejadian sebelum Letusan Besar 26 Augustus 1883
Setelah tidak 
aktif selama hampir 200 tahun, Krakatau aktif lagi sekitar awal 1883. 
Gempa besar yang terjadi pada daerah sekitar Krakatau menjadi indikasi 
awal sesuatu telah terjadi di tubuh Krakatau. Aktivitas seismik menjadi 
lebih kuat pada 21 Mei 1883, ketika gunung api secara tiba-tiba ‘hidup’ 
lagi. Letusan eksplosif awal terdengar hingga jarak 160 km. Uap dan abu 
terlihat naik hingga 11 km di atas puncak gunung api. Pada tanggal 12 
Augustus 1883 ketiga lubang gunung api secara secara aktif meletus. 
Sebelas lubang yang lain menghamburkan uap, abu, dan debu dalan jumlah 
yang lebih kecil.
Ilustrasi
 letusan awal Krakatau Mei 1883 digambar seorang artis. Source: 
http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Images/Historic/Krak_symmons1888_l.jpg
Sekitar jam 
13.00 pada tanggal 27 Augustus 1883, letusan menjadi lebih sering dan 
terjadi rata-rata setiap 10 menit. Pelaut yang ada di kapal pada jarak 
120 km melaporkan awan asap hitam pekat terlihat di atas gunung api. 
Pada saat itu kawah Krakatau memiliki diameter sekitar 1000 m dengan 
kedalaman sekitar 50 m. Pusat lubang semburan terhalang oleh sumbatan 
lava pada dan akibatnya di bawahnya tekanan naik secara cepat.
Erupsi Raksasa
Aktivitas 
terbaru pada Mei 1883 terkulminasi pada empat letusan maha dahsyat pada 
tangga 27 dan 28 Augustus 1883. Pada tanggal 27 Augustus  1883 siang 
sekitar jam 10.07 WIBB, letusan pertama dari empat letusan berbahaya 
dimulai. Awan abu hitam pekat terlihat pada awalnya. Malam hari pada jam
 22.30 dan 23.44  dan di pagi  hari berikutnya, pada tanggal 28 Augustus
 1883 pada jam 03.02 WIBB, tiga letusan yang sangat menghancurkan ini 
terjadi.
Letusan yang 
terjadi pada jam 03.02 adalah letusan paroksimal, yaitu letusan yang 
terjadi secara tiba-tiba, yang menghancurkan hampir dua pertiga 
kepulauan di arah utara. Inilah letusan yang maha dashsyat dan 
menghancurkan yang pernah terekam di bumi pada masa modern. Letusan ini 
diikuti oleh runtuhnya ruang vulkanik/magma Krakatau  yang tidak 
tertopang  yang mengakibatkan timbulnya kaldera bawah laut raksasa.  
Letusan inilah dan runtuhan yang diakibatkannya yang memicu terjadinya 
bencana tsunami dahsyat yang mencapai ketinggian 37 m yang mengakibatkan
 kerusakan tak terkira di Selat Sunda.
Kejadian Phreatomagnetic.
Letusan 
paroksimal Krakatau adalah sebuah letusan phreatomagnetik. Air laut 
masuk ke ruang magma dari gunung api ketika dindingnya mulai runtuh. 
Panas yang maha tinggi dan uap air panas memicu tekanan yang luar biasa 
yang pada gilirannya menghasilkan letusan gunung api raksasa. Letusan 
yang ganas yang menghasilkan gas ini melemparkan abu dengan jumlah yang 
besar, cinder (material piroklastik), batu apung, dan bongkahan batuan 
ke langit. Letusan diikuti runtuhnya sisa-sisa vulkanis ke dalam ruang 
magma yang kosong dan menimbulkan kaldera terendam.
Besar Magnitude Letusan 1883 Krakatau
Letusan 
Krakatau 1883 dicatat dengan magnitude VEI =6  yang tingkatnya adalah 
“kolosal”. Untuk bisa dicatat sebagai VEI =6, letusan vulkanik haruslah 
memiliki semburan dengan tinggi 25 km dan volume material yang 
dipindahkan berkisar 10-100 km3. Erupsi seperti ini hanya terjadi sekali
 dalam masa beberapa ratus tahun di bumi.
Jumlah energy 
yang dilepaskan oleh empat lubang semburan utama pada letusan 1883 ini 
setara dengan 200 Megaton TNT. Kebanyakan energy  dilepaskan oleh 
letusan paroksimal ketiga yang diperkirakan setara dengan energy 150 
megaton TNT. Bandingkan dengan bom Hiroshima yang ‘hanya’ menghasilkan 
20 kiloton TNT.
Jumlah material
 yang dikeluarkan pada letusan vulkanik diperkirakan sebesar 21 km3. 
Ketika Krakatau meletus bagian utara kepulauan hancur.
Setelah letusan
 dan runtuhnya sisa-sisa tak tertopang ke dalam kaldera yang baru 
terbentuk, hanya sepertiga pulau gunung api yang tersisa di atas air 
laut. Apa yang tersisa adalah pulau-pulau yang kecil yang menandai 
kerucut dari gunung api sebelumnya dan beberapa pulau-pulau baru kecil 
berupa campuran batu apung dan abu vulaknik di sebelah utara. Satu pulau
 kecil yang terbentuk adalah Anak Krakatau yang ada hingga saat ini.
Kepulauan
 Krakatau sebelum letusan 1883. Source: 
http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Images/Historic/Krakatau%20pre_eruption.jpg
Gunung
 Krakatau setelah letusan 1883. Source: 
http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Images/Historic/Krakatau%20post_eruption.jpg
Anak Krakatau
Dalam 
laporannya tentang eruspsi ini, seorang ahli bernama Verbeek meramalkan 
akan terjadinya aktivitas baru di daerah ini dan akan terjadi di antara 
Perboewatan dan Danan. Ramalan ini menjadi kenyataan pada tanggal 29 
Desember 1927. Bukti bahwa telah terjadi erupsi bawah laut terlihat di 
area ini. Pulau vulkanik baru yang kemudian dinamai Anak Krakatau 
terlihat di atas permukaan laut beberapa hari kemudian.
Letusan Krakatau Menjadi Kejadian Dunia
Yang membuat 
Krakatau berbeda dengan kejadian pada abad 19 adalah adanya telegram 
kabel bawah laut. Ketika Krakatau meletus, stasiun telegram di Batavia 
(Jakarta saat ini) berhasil mengirim pesan ke Singapura. Dalam beberapa 
jam berita meletusnya Krakatau telah dibaca di Koran-koran di London, 
Paris, Boston, dan New York yang menceritakan betapa kolosalnya 
peristiwa itu.
Harian The New 
York Times, menulis beberapa jam setelah laporan pertama: “ ledakan yang
 kuat terdengar kemarin sore dari kepulauaan vulkanik Krakatau. Ledakan 
ini terdengar di Soerkrata (Sekarang Surakarta), di Pulau Jawa. Abu 
gunung api jatuh di Cirebon, dan kedipan-kedipan cahaya setelahnya 
terlihat dari Batavia”.
Catatan di 
koran tersebut juga menyebutkan batu-batuan berjatuhan dari langit, dan 
komunikasi dengan kota Anjier (sekarang Anyer) berhenti dan 
dikhawatirkan bencana dahsyat terjadi di sana. Dua hari kemudian harian 
ini melaporkan bahwa kawasan pemukiman eropa dihanyutkan oleh pasang 
yang terjadi.
Source:
0 comments:
Posting Komentar