Sekitar pukul 13.21.10 WIB. Gempa mengguncang Cianjur Jawa Barat. Kejadian itu, terjadi, Senin, 21 November 2022. Magnitudo 5,6 dengam kedalam 10 km. Pusat Gempat terjadi di 6.84 LS – 107.05 BT, atau berada di Darat 10 Km Barat Daya Kab. Cianjur. Catatan di hari pertama, diduga sudah ada 46 orang yang tewas, dan sekitar 700 orang mengalami luka. Sementara kerusakan material dan lingkungan, belum diketahui besarannya.
Menurut BMKG, getaran gempa ini, sampai terasa pada sejumlah daerah di sekitar Jawa Barat. Misalnya dengan sakala MMI V-VI Cianjur, IV – V Garut, IV – V Sukabumi, III Cimahi, III Lembang, III Kota Bandung, III Cikalong Wetan, III Rangkasbitung, III Bogor, III Bayah, II – III Rancaekek, II – III Tangerang Selatan, II – III DKI Jakarta, II – III Depok, dan skala MMI II – III Tangerang, III Bakauheni.
Skala MMI, yaitu Modified Mercally Intensity dicetuskan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. MMI digunakan untuk mengukur seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa. Tidak ada cara penghitungan karena ukuran ini ditentukan berdasar hasil pengamatan dari orang yang mengalami atau melihat gempa. Karena dihitung berdasar pengamatan, skala MMI ini tidak sama di setiap tempat. Lokasi yang dekat dengan episentrum (pusat gempa) harusnya memiliki skala MMI yang besar.
Pertanyaan, selanjutnya mengapa, gempa di Cianjur ini, masuk kategori dangkal, tetapi menyebabkan kerusakan yang cukup parah ?
Pertama, kawasan Cianjur dan juga beberap daerah di sekitarnya, masuk wilayah yang berada di jalur-aktif gempa. Bahkan menurut pihak BMKG, Cianjur, dan juga Bandung dalam beberapa titik di Jawa Barat, yang berada di kawasan seismic aktif dan kompleks. Sebab itu, tidak mengherankan, bila kemudian, jika ada geteran gempa yang dangkal, kendati pun kecil, potensial menyebabkan kerusakan yang sangat parah.
Kedua, pusat gempa ada di daratan. Dengan posisi pusat gempa serupa itu, atau episentrum di daratan, maka cepat rambat getaran akan sangat terasa ke berbagai daerah di sekitarnya.
Ketiga, yaitu Hiposentrum (pusat gempa dalam bumi), masuk kategori dangkal, yaitu sekitar kurang dari 15 km. Dengan posisi gempa dangkal seperti ini, dan juga berada di jalur gempa aktif, maka getaran dangkal dan kecil pun, potensial menyebabkan kerusakan yang sangat parah.Menurut Yoga Mahardhika KP, gempa bumi dangkal cenderung merusak kendati magnitudonya tidak terlalu besar karena lokasinya dekat dengan permukaan tanah sehingga energi yang dilepaskan terasa kuat, berbeda dengan gempa bumi dalam yang getarannya relatif lebih lemah karena gelombang seismik harus merambat berkilo-kilometer ke permukaan sehingga mengalami pengurangan atau atenuasi energi. (2019,https://www.nusabali.com/).
Keempat, Cianjur, dan beberapa kota di Jawa Barat, masuk pada kategori jalur gempa yang kompleks. Lebih dar satu jalur seismik aktif. Karena itu, getaran kecil sekalipun, potensial berdampak merusak pada sejumlah daerah di sekitar bencana gempa.
Sumber : https://dede.wordpress.com/2022/11/21/gempa-cianjur-21-11-2022/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar