Pulau Belitung sekitar 3/4 areanya ditutupi oleh kompleks batuan sedimen tua ini yang berumur ujung Paleozoikum (Karbon-Perem) atau sekitar 330-250 juta tahun yang lalu. Para geolog masa lalu sejak zaman Belanda telah menemukan fosil-fosil hewan laut berumur Perem di sedimen ini (Krinoid, Fusulinid, Amonit, Radiolaria). Fosil berumur Karbon belum ditemukan.
Para geolog Indonesia dalam memetakan geologi pulau ini, menyebut batuan sedimen tua ini Formasi Kelapa Kampit untuk sedimen laut dalam dan Formasi Tajam untuk sedimen laut dangkal.
Singkapan batuan sedimen setua Karbon-Perem sangat langka di Indonesia, tetapi permukaan Pulau Belitung 3/4-nya disusun kompleks batuan tua ini. Dan sebagian tersingkap ke permukaan, tidak tertutup tanah lapukannya atau vegetasi. Dan Belitung pun tidak sampai sejam diterbangi dari Jakarta, maka bagi geolog yang mau mempelajari batuan sedimen lebih tua dari 250 juta tahun, Belitung merupakan tempat terdepan di Indonesia Barat.
---
Maka pada awal Desember yang lalu kami ke sana. Para geosaintis dan engineer Harbour Energy saya temani ke sana setelah sebelumnya melihat dan naik ke bukit batolit granit berumur 215 juta tahun - yang sudah saya ceritakan sebelum ini.
Kompleks batuan sedimen tua tersebut yang kami kunjungi merupakan bekas tambang timah dan logam dasar (timbal, seng) terbuka sedalam 400 meter yang di dasarnya sudah dipenuhi air yang menurut informasi sedalam puluhan meter. Tambang ini dinamai Nam Salu Open Pit.
Seperti halnya tambang terbuka, lubang lebar ada di permukaan lalu turun melingkar ke dalam/ ke bawah dengan lebar lubang semakin berkurang. Dari bagian atas tambang, kami berjalan turun memutar ke bawah. Sambil turun kami berhenti di titik-titik pengamatan yang menarik dan penting secara geologi.
Tambang ini karena digali telah menyingkapkan batuan tua Formasi Kelapa Kampit berumur Perem. Kompleks batuan terdiri atas batuan sedimen laut dalam terutama batugamping merah yang kadang-kadang berselingan dengan serpih laut dalam, dan chert -rijang yang mengandung fosil Radiolaria berumur Perem Bawah. Lalu kompleks batuan ini terdeformasi kuat sampai perlapisannya diangkat hampir tegak di bagian atas, tetapi di bagian bawah tersesarkan sampai rebah.
Banyak alterasi - perubahan fisik dan kimiawi batuan yang terjadi oleh proses hidrotermal dan proses mineralisasi lainnya yang berhubungan dengan proses magmatik atau volkanik, teramati pada batuan tua ini. Justru inilah yang membuat area ini ditambang, untuk mengekstraksi logam-logam yang dibawa oleh proses mineralisasi.
Di dasar tambang terbuka ada satu terowongan digali yang di dalamnya terowongan ini ternyata berhubungan dengan lubang vertikal yang lain. Tujuan terowongan dan lubang-lubang ini adalah untuk mengejar jalur mineralisasi yang ditemukan di batuan tua ini. Penambangan timah dan logam lainnya di tambang Nam Salu ini telah berlangsung dari awal sampai akhir abad 20 yang lalu, oleh berbagai perusahaan mineral.
---
Kepada para geosaintis dan engineer yang saya temani ke sini, saya menceritakan tentang kompleks batuan tua Kelapa Kampit yang sedang mereka injak dan lihat. Batuan ini 330-250 juta tahun yang lalu diendapkan sebagai sedimen laut dalam di Samudra Paleo-Tethys -samudra Bumi yang dahulu pernah ada, yang terbuka oleh lepas dan perginya teran-teran -blok litosfer, tua dari tepi superkontinen Gondwana -kumpulan benua di belahan selatan Bumi, bukan di posisi Belitung sekarang, tetapi jauh dari padanya.
Mineralisasi di dalam kompleks batuan tua ini diakibatkan oleh proses tektonik dan magmatik yang mengikutinya yang telah mendatangkan intrusi-intrusi granitik baik yang bertipe S -akibat benturan antartreran, maupun yang bertipe I -akibat subduksi lempeng samudra ke bawah teran yang diduduki Belitung yang terjadi dari 215 sampai 150 juta tahun yang lalu.
Dari 150 juta tahun yang lalu, telah selesai riwayat pembentukan batuan-batuan di Belitung, sejak itu Belitung menjadi salah satu tinggian tua di teran Indochina. Tetapi posisi Belitung masih di utara dari sekarang. Ia baru menempati posisinya yang sekarang sejak 40 juta tahun yang lalu, lari ke selatan akibat anak benua India membentur sisi selatan Tibet dan menaikkan Himalaya.
Sebuah cerita yang sulit dicerna, tetapi Belitung menyimpan banyak buktinya. Dan akan lebih banyak bukti lagi tergali bila para ahli melanjutkan meneliti geologi.
---
Pagi sampai siang di awal Desember yang lalu di tengah gerimis, kami menuruni lalu menaiki lagi tambang terbuka Nam Salu di kompleks batuan tua Kelapa Kampit. Saya membayangkan sedang turun lalu naik lagi di tengah Samudra Paleo-Tethys dan nampak di dasar samudra sedimen-sedimen laut dalam gamping merah, lempung, dan rijang.
Lalu Belitung menyimpan histori penutupan samudra tua itu oleh tektonik benturan maka kini semua endapan tua laut dalam itu terangkat dan kini kami injak serta saksikan. Riwayat geologis yang sesungguhnya luar biasa, bila kita dapat memahaminya.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar