geografi lingkungan

Khoirunnas anfa'uhum linnas

Minggu, 08 September 2013

Antroposfer


Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai persoalan kehidupan manusia.
    Penduduk adalah semua orang yang pada waktu sensus dilaksanakan telah enam bulan lamanya bertempat tinggal di suatu Negara. 
  • Beberapa pendapat tentang definisi penduduk/Sumber Daya Manusia diantaranya:
    • Penduduk yang berada di suatu wilayah dengan segala karakteristiknya, baik demografis, social maupun ekonomis.
    • Segala potensi yang dimiliki oleh manusia.
    • Segala potensi dan kemampuan yang ada dalam diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan serta kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
  • Indikator utama aspek kuantitatif, diantaranya adalah:
  1. Jumlah dan persebaran
  2. Komposisi atau susunan penduduk
  3. Pertumbuhan
  • Indikator utama aspek kualitas, diantaranya adalah:
    Tingkat pendidikan dapat menggambarkan kemampuan penduduk dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mengukur tingkat pendidikan penduduk dengan cara memperhatikan data penduduk yang masih buta huruf, tamat SD, SMP,SMA, dan Perguruan Tinggi.
    dalam perkembangannya ,terbentuknya sistematika antroposfer di sebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya ,sebagai berikut ;

     1. faktor ilmiah
           para ahli geografis mengemukakan 7 faktor linggkungan alam yang melandassi kehidupan manusia ,faktor lingkungan alam tersebut akan menpengaruhi kehidupan manusia dalam kegiatan sosial , ekonomi ,poplitik ,budaya dan religi.
     faktor faktor alam yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah sebagai berikut ;

     a. lokasi geografis
    lokasi geografis di bedakan menjadi 2 , antara lain ;
     1) lokasi absolut ,yaitu lokasi yang di tentukan oleh garis lintang dan garis bujur di permukaan bumi.penentunya secara sistematis dan tidak dapat di rubah
     2) lokasi relatif , yaitu berkaitan dengan daratan dan perairan ,lokasi ini menyangkut keterjangkaun   
    ( aksesibilisi ) suatu daerah.

    b. topografi atau relief
     daerah dengan topografi terlalu tinggi ,terlalu miring dan terlalu bergelombang ,seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung lebih sulit berkembang di bandingkan dengan daerah yang memiliki topografi relatif datar seperti di daerah dataran rendah.

     c. struktur geologis
    srtuktur geologis pda permukaan bumi mempengaruhi geomorfologi suatu wilayah, geomorfoligi sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan penduduk yang ada di wilayah tersebut,khususnya kegiaan ekonomi

     d. iklim
     iklim adalah faktor lingkungan yang sangat penting dalam memengaruhi kegiatan manusia. kekayaan budaya banyak sekali di pengaruhi oleh iklim ,misalnya model pakaian ,bangunan rumah dan sistem pertanian.

     e. tanah ( edafik )
     tanah merupakan lapisan lapisan dari permukaan bumi ,tanah memlki peranan penting pada kehiduan manusia di antara nya untuk tempat tinggal dan lahan untuk sebagai kegiatan bercocok tanam , tanah sebagai salah satu sumber daya alm yang harus di jaga.
     
     f. tumbuhan
     tumbuhan atau vegetasi ,baik yang alami maupun vegetasi buatan sebagai budi daya mmanusia bermanfaat antara lain ;
     1) sebagai bahan makanan baik bagi manusia atau binatang ( khususnya binatang memamah biak )
     2) sebagai bahan dasar obat- obatan tradisional
     3)sebagai bahan dasr pembutan bahan kosmetic
     4) penghasil kayu untuk bahan indusri ,rumahan, sandanng ,kerajinan dan sebagainya.

     g. hewan
     terdapat hubungan yang erat antara vegetasi dan hewan yang hidup secara ilmiah maupun yang telah di budidayakan manusia ,manusia memanfaatkan hewan untuk emebantu pekerjaan nya, sumber makanan dan jga rekreasi , namun ada pula hewan yang emnggangu kehidupa manisia misalnya hewan yang menggangu usaha pertanan . dan ada pula hewan yang menyebarkan penyakit .

     2. faktor adaptasi manusia
           kehidupan manusia tidak terlepas dari perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu ,perubahan tersebutantara lain perubahan lingkungan fisik ,biologis serta lingkungan sosial terjadinya perubahan tersebut menyebakan seluruh makluk hidup termasuk manusiaperlu melakukan penyesuaian dengan lingkungan nya agar dapat mempertahan kan hidupnya dan memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukan . penyesuain diri terhadap lingkiungan di namkn suatu tindakan adaptasi
    dan adaptasi di bedakan menjadi 2 yaitu , adaptasi somatis dan adaptasi genetis.
  • Komposisi Penduduk
    • Pengertian
      Komposisi Penduduk adalah pengelompokan penduduk pada suatu wilayah dengan menggunakan dasar kriteria tertentu.
    • Menentukan Komposisi Penduduk
      Berdasarkan kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan komposisi penduduk itu paling tidak ada tiga macam, yaitu berdasarkan biologis, geografis, dan kriteria sosialnya. 

      • Komposisi Penduduk Biologis
        Komposisi penduduk biologis adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin. 
        Berikut ini disajikan contoh pengelompokkan penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin. 
        Tabel 1
Golongan Umur 
Laki-laki 
Perempuan 
Jumlah 
0 - 4
5 - 9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75 +
11.105
10.870
10.751
11.329
10.969
9.208
7.694
7.042
6.457
5.282
3.948
3.241
2.656
1.911
1.338
1.148 
10.717
10.529
10.424
11.000
10.353
9.204
8.438
7.735
6.515
5.058
3.964
3.449
2.902
2.174
1.548
1.461 
21.822
21.399
21.475
22.329
21.322
18.412
16.132
14.777
12.972
10.340
7.912
6.690
5.558
4.085
2.886
2.609 
105.480
115.480
220.960
Makna yang bisa diambil dari komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin adalah :
  • Menentukan jumlah usia tenaga kerja produktif dan tidak produktif
  • Melihat pertambahan penduduk
  • Menentukan jumlah angka ketergantungan
                  Usia produktif adalah usia penduduk antara 15 tahun sampai 59 tahun. Disebut 
                  produktif karena pada usia seperti itu diperkirakan orang ada pada rentang usia 
                  masih bisa bekerja.
Usia tidak produktif adalah usia penduduk yang ada direntang 0 – 14 tahun dan 60 tahun keatas. Pada usia seperti itu penduduk dipandang belum atau sudah tidak produktif lagi bekerja.
Sex Ratio adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Rumus :

Sex Ratio = Jumlah penduduk laki-laki X 100
Jumlah penduduk perempuan

Misalnya bila sex ratio = 92 artinya bahwa di wilayah tersebut terdapat 92 laki-laki diantara 100 perempuan.
Angka ketergantungan atau Dependency Ratio adalah berapa besar angka kelompok usia yang tidak produktif dibandingkan kelompok usia yang sudah produktif.
Angka ketergantungan dapat memberikan informasi kepada kita berapa besar setiap orang yang sudah bekerja menanggung beban orang yang belum atau tidak bekerja.
Dengan melihat angka atau indeks dari beban tanggungan ini, kita dapat melihat seberapa besar kemakmuran yang dimiliki oleh suatu Negara atau wilayah.
Rumus untuk melihat angka ketergantungan

DR = Jumlah penduduk usia muda + jumlah penduduk usia tua X 100
Jumlah penduduk usia produktif

Keterangan :
Kelompok usia muda        : usia 0 – 14 tahun
Kelompok usia tua            : usia 60 tahun keatas
Kelompok usia dewasa/produktif    : usia antara 15 – 59 tahun
DR (dependency ratio)        : angka ketergantungan
Contoh :
Di kecamatan Y yang jumlah penduduknya 800.000 orang memiliki jumlah penduduk yang berusia antara 0 – 14 tahun sebanyak 150.000 orang dan jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas berjumlah 50.000 orang, sedang penduduk yang berusia 15 – 59 tahun sebanyak 400.000 orang. Hitung angka ketergantungannya !
Jawab :
DR        = 150.000 + 50.000 X 100 %
400.000
        = 200.000 X 100 %
         400.000
        = 50 %
Jadi, angka ketergantungan di kecamatan Y berjumlah 50 %. Ini berarti hampir 50 % penduduk yang tidak produktif menjadi tanggungan usia produktif.
    Kriteria tinggi rendahnya angka ketergantungan
Kurang dari 60    : dependency ratio rendah
Antara 60 -90     : dependency ratio sedang
Lebih dari 90    : dependency ratio tinggi
    Struktur penduduk menurut usia dan jenis kelamin, dapat digambarkan dalam suatu grafik yang dinamakan piramida penduduk.
    Berdasarkan bentuknya, piramida penduduk dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu ekspansif (menggambarkan struktur penduduk muda), stasioner(menggambarkan pertumbuhan penduduk stabil), konstruktif (menggambarkan penurunan pertambahan penduduk).
  • Piramida ekspansif
    Berbentuk limas (kerucut) yang menunjukkan jumlah usia muda lebih besar, kelahiran tinggi, kematian rendah, sehingga jumlah penduduk terus bertambah.

  • Piramida stasioner
    Berbentuk seperti granat, menunjukkan jumlah usia muda seimbang dengan usia tua, kelahiran rendah, kematian rendah, sehingga jumlah penduduk tetap.

  • Piramida konstruktif
    Berbentuk seperti batu nisan, menunjukkan jumlah penduduk usia dewasa yang banyak, usia muda sedikit, jumlah penduduk terus berkurang, kematia lebih besar daripada kelahiran.

         
  • Komposisi Penduduk Geografis
    Komposisi penduduk geografis artinya susunan penduduk berdasarkan area tempat tinggalnya. Perbedaan area tinggal ini bisa dilihat dari garis batas territorialnya, seperti garis batas desa, kota, kecamatan, kabupaten, provinsi, atau antar Negara.

  • Komposisi Penduduk secara Sosial
    Karakter penduduk dari sisi sosial, itu memiliki karakter yang cukup luas, diantaranya dilihat dari tingkat pendidikan, strata ekonomi, status perkawinan, agama, dan lain-lain.
    • Tingkat pendidikan
      Pengelompokkan penduduknya terdiri dari :
      • Penduduk buta huruf
      • Penduduk yang melek huruf, diantaranya :
        • Tidak sekolah sama sekali
        • Hanya tamat SD
        • Tidak tamat SD
        • Tidak tamat SMP
        • Lulusan SMP
        • Tidak tamat SMA
        • Lulusan SMA
        • Lulusan perguruan tinggi berdasarkan strata tertentu

    • Strata ekonomi
  1. Berdasarkan mata pencaharian
    Jenis mata pencaharian penduduk dapat kita buat pengelompokkannya dari berbagai mata pencaharian sehingga kita dapat melihat aktivitas kehidupan penduduk secara keseluruhan. Pengaruh dari mata pencaharian yang mereka miliki adalah tingkat kemakmurannya.
    Jenis mata pencaharian penduduk diantaranya, PNS, TNI/Polri, buruh tani, pengusaha, dan lain-lain.
  2. Tingkat pendapatan
    Jumlah pendapatan penduduk menjadi salah satu indikasi tingkat kemakmuran penduduk.
    Ada salah satu standar yang biasa digunakan untuk menentukan penghasilan suatu Negara, yaitu dilihat dari penghasilan perorangan atau per kapita. Rumusnya adalah

    PC = GNP
    JP

    Keterangan :
                        PC    = Pendapatan per kapita
GNP    = Gross National Product atau Pendapatan Nasional Kotor
JP    = Jumlah Penduduk

  • Status perkawinan
    • Kelompok belum kawin
    • Sudah kawin
    • Cerai
    • Janda/duda
    Penduduk dapat dibuat pengelompokkannya berdasarkan status perkawinan, yaitu apakah sudah kawin atau belum kawin. Dari angka perkawinan itu bisa diprediksi jumlah kelahiran pada waktu-waktu tertentu.
    Semakin tinggi angka kelahiran maka semakin besar peluang daerah tersebut memiliki jumlah penduduk yang besar, sehingga pengaruhnya kepada tingkat penyediaan sarana dan prasarana fasilitas sosial harus dipertimbangkan dengan tingkat kebutuhan penduduk.
    Fasilitas sosial yang sangat mendesak untuk kebutuhan penduduk diantaranya bangunan sekolah, sarana transportasi dan arena pemukiman.

  • Agama
    Dengan melihat jenis agama yang dianut warga Indonesia akan memberikan kejelasan agama apa yang paling banyak dianut, sehingga pemerintah sebagai coordinator dan pengawas dari praktek kebebasan menjalankan cara ibadah masing-masing agama akan mengkondisikan suasana yang tertib aman dan damai bagi semua pemeluk agama.
    Selain itu, pemerintah berfungsi sebagai penyedia fasilitas keagamaan bagi pemeluk agama mayoritas.


    2. Faktor-Faktor Antroposfer
    Para ahli geografi mengemukakan tujuh faktor lingkungan alam yang mendasari kehidupan manusia. Faktor lingkungan alam tersebut akan memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan religi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
    a. Lokasi Geografis
    Lokasi geografis dibedakan menjadi dua, yaitu:
    (1)    lokasi absolut, yaitu lokasi yang ditentukan oleh garis lintang dan garis bujur di permukaan bumi. Penentuannya secara matematis dan tidak  dapat diubah, dan
    (2)    lokasi relatif, yaitu berkaitan dengan bentuk daratan atau perairan. Lokasi ini menyangkut keterjangkauan (assesibilitas) suatu daerah.
    b. Topografi atau Relief
    Daerah dengan topografi terlalu tinggi, terlalu miring, dan terlalu bergelombang, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung lebih sulit berkembang dibandingkan dengan daerah yang memiliki topografi relatif datar seperti di daerah dataran rendah. Berbagai usaha pertanian di daerah yang mempunyai topografi kasar akan sulit berkembang, misalnya Swiss, Austria, Tibet, Nepal, serta kawasan di sepanjang Pegunungan Andes (Amerika Selatan). Sebaliknya dataran rendah seperti Cina, tanah rendah di Inggris, dan kawasan prairie di Amerika Serikat mempunyai topografi yang baik untuk pertanian. Konfigurasi garis pantai juga merupakan jenis topografi yang berpengaruh pada kegiatan manusia, misal pantai berteluk-teluk (fyord) di Norwegia menguntungkan dalam usaha perikanan.
    c. Struktur Geologis
    Struktur geologis pada permukaan bumi memengaruhi geomorfologi suatu wilayah. Geomorfologi sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan penduduk yang ada di wilayah tersebut, khususnya kegiatan di bidang ekonomi.
    d. Iklim
    Iklim adalah faktor lingkungan yang sangat penting dalam memengaruhi kegiatan manusia. Kekayaan budaya banyak sekali dipengaruhi oleh iklim misalnya model pakaian, bentuk bangunan rumah, dan sistem pertanian.
    e. Tanah
    Tanah merupakan lapisan paling atas dari permukaan bumi. Tanah mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya untuk tempat tinggal dan sebagai lahan untuk kegiatan bercocok tanam. Tanah sebagai salah satu sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya.
    f. Tumbuhan
    Tumbuhan atau vegetasi, baik yang alami maupun vegetasi buatan sebagai hasil budi daya manusia bermanfaat, antara lain:
    (1)    sebagai sumber bahan makanan baik bagi manusia maupun binatang (khususnya binatang memamah biak);
    (2)    sebagai bahan dasar obat-obatan tradisional;
    (3)    sebagai bahan dasar pembuatan kosmetika;
    (4)    penghasil kayu untuk bahan industri, perumahan, sandang, kerajinan, dan sebagainya.
    g. Hewan
    Terdapat hubungan yang erat antara vegetasi dan hewan yang hidup secara alamiah maupun yan telah dibudidayakan manusia. Manusia memanfaatkan hewan untuk membantu pekerjaannya, sumber makanan, juga untuk rekreasi. Namun ada pula hewan yang mengganggu kehidupan manusia, misal hewan yang mengganggu usaha pertanian seperti belalang, wereng, kumbang, tikus, dan sebagainya. Ada pula hewan yang menyebarkan penyakit, misalnya nyamuk, tikus, anjing, unggas, burung, dan sebagainya.

    B. Adaptasi Manusia
    Kehidupan manusia tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut antara lain perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologis, serta lingkungan sosial. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut menyebabkan seluruh makhluk hidup termasuk manusia perlu melakukan penyesuaian dengan lingkungannya agar dapat mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukan. Penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan ini dinamakan suatu tindak adaptasi. Adaptasi dari makhluk hidup khususnya dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu adaptasi genetis dan adaptasi somatis.
    1. Adaptasi Genetis
    Setiap lingkungan hidup selalu merangsang penghuninya untuk membentuk struktur tubuh tertentu. Struktur yang dibentuk ini dapat bersifat menurun dan permanen, sehingga dapat dikatakan adanya hubungan yang kuat antara struktur tertentu dari organisme dengan lingkungan hidupnya. Manusia memiliki banyak ciri-ciri genetika yang spesifik dibanding makhluk hidup lainnya, antara lain:
    1.  
      1. mempunyai susunan gigi yang lengkap
    -        gigi incisivus untuk mengerat seperti binatang pengerat (rodentia),
    -        gigi caninus untuk merobek-robek daging seperti binatang pemakan daging (carnivora), dan
    -        gigi molar untuk menghancurkan makanan seperti binatang pemakan tumbuhan (herbivora),
    2. mempunyai organ pencernaan dengan enzim-enzim dan kekuatan-kekuatan khusus yang ada di dalamnya,
    3. mempunyai struktur badan yang lengkap, termasuk susunan syaraf yang menjadikan manusia sebagai makhluk hidup “berakal”.
    Keadaan sifat-sifat genetika tersebut membuat manusia mempunyai toleransi yang besar terhadap lingkungan hidupnya.

    2. Adaptasi Somatis
    Adaptasi somatis adalah adaptasi yang berbentuk perubahan struktural ataupun fungsional, bersifat sementara serta tidak diturunkan kepada keturunannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan yang baru, maka struktur atau fungsinya bisa berbeda pula sesuai dengan perubahan yang terjadi. Misalnya, pada daerah panas kulit manusia akan berubah menjadi lebih gelap, sedangkan daerah yang dingin menjadi lebih terang. Di daerah pegunungan dengan kadar oksigen yang lebih rendah dari daerah pantai, maka bentuk jantung dan paruparu juga akan menyesuaikan menjadi lebih besar.
    Adaptasi somatis selain mengubah struktur dan fungsi pada manusia, juga dapat mengubah kemampuan manusia. Dengan kemampuan ini manusia menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang bermacam-macam. Berbagai alat yang diproduksi manusia semakin lama semakin kompleks sesuai dengan kemajuan teknologi mereka, misal kemajuan teknologi di bidan konstruksi bangunan, pakaian, persenjataan, obat-obatan sampai teknologi mengeksplorasi luar angkasa. Kemampuan ini tidak dapat dijumpai pada makhluk lain seperti binatang maupun tumbuhan. Adaptasi somatis ini juga mampu membentuk sifat-sifat manusia menjadi agresif, pemalas, pemarah, dan sebagainya.
    Adaptasi pada manusia di muka bumi dengan kondisi lingkungan yang berbeda akan menimbulkan bentuk adaptasi yang berbeda pula, misalnya cara berpakaian, bermata pencaharian, berbahasa, dan sebagainya. Secara keseluruhan adaptasi itu akan membentuk pola-pola kebudayaan yang berbedabeda yang tersebar di permukaan bumi, sehingga membentuk wilayah kebudayaan (cultural region).

    C.  Daerah-Daerah Budaya di Bumi
    1. Daerah Budaya Kutub
    Wilayah ini meliputi daerah-daerah dengan lintang geografis yang tinggi, terutama di bumi belahan utara yang tertutup salju, tundra, atau taiga. Suku bangsa asli yang tinggal di wilayah ini secara nomaden termasuk ras mongoloid, misalnya bangsa Lap dan Samoyed di Eropa Utara (Finlandia
    dan Swedia). Mata pencaharian yang utama adalah menangkap ikan atau memelihara rusa kutub, pertanian tak mungkin diusahakan di wilayah ini, sumber daya alam sangat langka, sehingga
    barang-barang dibuat dari hewan ternaknya seperti, bulu, kulit, tulang, tanduk, dan otot.
    Kehidupan yang nomadis bercirikan kegotongroyongan yang bercorak komunal primitif. Organisasi politik tak pernah berkembang karena penduduknya jarang. Arsitektur tak berkembang, rumah-rumah mereka berupa tenda berbahan kulit dan tulang yang dapat dipindah-pindah. Kemajuan yang terjadi lebih disebabkan karena terjadinya kontak dengan dunia luar.

    2. Daerah Budaya Eropa dan Anglo – Amerika
    Peradaban Eropa bersumber dari Bangsa Yunani, Romawi dan Yahudi- Kristen. Unsur Yunani memperjuangkan kebenaran, unsur Romawi memperjuangkan keadilan, dan unsur Yahudi-Kristen memperjuangkan cinta kasih. Namun secara keseluruhan watak peradaban dunia Barat adalah agresif, serakah dan progresif. Penduduknya mayoritas beragama Kristen. Masyarakatnya bermata pencaharian agraris bertaraf tinggi, dan industri dengan teknologi modern yang menjamin taraf kehidupan rakyatnya. Gejala urbanisasi dan mobilitas sosial meningkat. Spesialisasi di segala bidang kehidupan meluas, kreativitas tampak di bidang sastra, musik dan bidang seni lainnya. Di Eropa telah lahir berbagai paham politik seperti demokrasi, nasionalisme, dan komunisme. Setelah usai perang dunia kedua Eropa terpecah secara politis menjadi dua, yaitu Eropa Timur dengan paham komunis dan Eropa Barat dengan paham nonkomunis.
    Di Benua Amerika Utara terdapat kawasan budaya Anglo-Amerika, yang ciri-ciri kulturalnya diwarisi dari Eropa. Wilayah geografisnya yang luas dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah memberikan banyak keuntungan bagi penduduknya. Di kawasan ini kapitalisme, industrialisme, dan urbanisme bersama-sama mencapai puncaknya. Sumber daya alam yang dimanfaatkan berupa pertambangan dan pertanian dengan mekanisasi dan otomatisasi sehingga taraf hidupnya tinggi.
    3. Daerah Budaya Amerika Latin
    Amerika Latin meliputi Benua Amerika tengah dan selatan. Penduduknya kebanyakan imigran dari jazirah Iberia (Spanyol), maka bahasa yang dipakai umumnya bahasa Spanyol kecuali Brasil yang berbahasa Portugis. Penduduknya mayoritas beragama Roma Katolik. Arsitektur Mediteran tampak di kota-kota, baik kota besar maupun kecil. Ditinjau dari sistem kemasyarakatannya terdapat perbedaan yang mencolok antara kaum miskin dan kaya. Kekacauan politik seringkali muncul dan memaksa berfungsinya pemerintahan militer diktator.
    4. Daerah Budaya Kering
    Benua Asia bagian tengah dan Afrika bagian utara merupakan kawasan kering yang berupa padang rumput sampai gurun pasir. Secara klimatologis dinamakan wilayah semiarid sampai arid.
    Di masa lampau kebanyakan penduduk di wilayah ini hidupnya adalah nomaden (berpindah-pindah), dengan mata pencaharian beternak. Pertanian hanya terbatas di oase-oase yang kemudian
    menjadi tempat tinggal permanen. Komunikasi dan transportasi antarwilayah diusahakan oleh karavan (kafilah) yang keberadaannya berkaitan erat dengan peternakan dan menggembala. Jaringan kafilah ini luas dan telah berjasa dalam persebaran kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah ini.
    5. Daerah Budaya Afrika
    Dilihat secara menyeluruh penduduk Afrika merupakan ras Negroid, walaupun di Afrika Selatan sejak dua abad yang lalu telah tinggal orang berkulit putih. Penduduk Afrika beranekaragam etnik, bahasa, agama, dan budayanya. Adanya gurun (padang pasir) yang sangat luas di bagian tengah dan hutan lebat di wilayah tropik menjadikan wilayah ini menjadi kawasan yang minim sarana komunikasi dan transportasi sehingga lambat dalam perkembangan teknologi.
    6. Daerah Budaya Timur
    Asia merupakan kawasan budaya yang beriklim musim (Monsoon Asia). Asia terdiri atas negara-negara dengan keragaman etnik, bahasa, dan agama. Karakteristik yang mengelompokkan bangsa-bangsa di kawasan ini menjadi satu kawasan adalah kondisi sosial ekonomi (dengan pengecualian Jepang, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan). Kesamaan kondisi sosial ekonomi antara lain berupa kemiskinan material, kelambanan ekonomi, jumlah penduduk, kebutahurufan penduduk, dan pola kehidupan pedesaan.
    Kawasan Timur beriklim musim di Asia ini masih dapat dibagi menjadi kawasan India, kawasan Timur Jauh, kawasan Indo-Cina, dan kawasan Nusantara (dulunya Hindia Timur yang mencakup Indonesia, Filipina dan negara-negara Melayu lain)
    Kawasan Timur beriklim musim di Asia ini masih dapat dibagi menjadi kawasan India, kawasan Timur Jauh, kawasan Indo-Cina, dan kawasan Nusantara (dulunya Hindia Timur yang mencakup Indonesia, Filipina dan negara-negara Melayu lain) lingkungannya berupa laut. Kedatangan penjajah dari Barat mengakibatkan munculnya perkebunan dan pertambangan. Setelah perang dunia kedua gerakan kebangkitan bangsa mulai muncul di wilayah ini, terutama di bidang politik, budaya, ekonomi, dan sosial. Proses dekolonisasi yang sedang terjadi ditandai dengan bersatunya secara politis penduduk pulau-pulau Samoa Barat, Fiji, Papua Nugini, Tonga, Nauru sebagai Melanesia.

    7. Daerah Negara-Negara Sosialis
    Eropa bagian timur dan sebagian besar wilayah Rusia secara geografis sebenarnya dekat dengan Eropa barat. Namun Rusia dan negara-negara satelitnya telah mengklaim dirinya atas kepemilikan corak budaya tertentu. Paham komunis dengan sistem ekonomi dan politik yang digariskan Karl Marx mendasari hidup kemasyarakatan yang khas. Saat ini dengan berakhirnya negara komunis Uni Soviet berakhir pula dominasi budaya komunis di kawasan ini. Banyak negara-negara Eropa Timur dan negara-negara pecahan Uni Soviet sekarang telah menjadi anggota Uni Eropa dan NATO.

    Untuk mendapatkan materi ini silahkan klik menu download, lalu pilih judul yang sesuai dengan materi ini
    Ingatkah kamu filosofi yang berkembang di sebagian besar masyarakat Indonesia pada waktu lalu, bahwa banyak anak banyak rezeki? Menurutmu benarkah filosofi tersebut? Masih relevankah dengan perkembangan zaman saat ini? Jika melihat perkembangan zaman, semakin mendesaknya kehidupan manusia akan kebutuhan hidup, namun semakin kecilnya peluang atau kesempatan dalam dunia kerja, rasanya kini filosofi itu lebih tepat menjadi: banyak anak banyak masalah.Karena pada kenyataannya, makin besar jumlah penduduk ternyata masih besar pula permasalahan yang timbul.
    A. Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Pertumbuhan Penduduk Dunia
    Jumlah penduduk di suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah atau negara. Penduduk (population) Indonesia ialah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan, atau mereka yang telah terdaftar secara administrasi kependudukan dimana orang tersebut berdomisili.
     1. Pertumbuhan Penduduk di Indonesia.
    Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan sehingga jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan. Pelaksanaan sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sensus penduduk di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.
    Peta & Grafik Pertumbuhan Penduduk Indonesia
    Tabel & Grafik Pertumbuhan Penduduk Denpasar
     
    2. Pertumbuhan Penduduk Dunia
    Berdasarkan sensus yang telah dilakukan masing-masing negara di dunia, pada umumnya hampir setiap negara terus mengalami pertumbuhan penduduk. Menurut UNFPA, yaitu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah kependudukan, melaporkan bahwa pada tahun 1804, yaitu kira-kira 200 tahun yang lalu, penduduk dunia hanya berjumlah 1 milyar jiwa. Pertumbuhan penduduk tidak sama di semua negara, ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Negara-negara maju pada umumnya mengalami pertumbuhan penduduk yang lambat, sebaliknya negara-negara terbelakang dan berkembang, pertumbuhan penduduknya jauh lebih tinggi.
    Grafik Pertumbuhan Penduduk Dunia
    B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
    Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yaitu bertambah atau berkurang. Perubahan jumlah penduduk disebabkan adanya pertumbuhan penduduk, baik pertumbuhan positif, ataupun negatif. Faktor demografi meliputi tiga hal pokok, yaitu: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi (migrasi masuk dan migrasi keluar). Kelahiran akan menambah jumlah penduduk, sedangkan kematian akan mengurangi jumlah penduduk. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran di Indonesia.
     1. Penunjang Kelahiran (pronatalitas).
    Kawin di usia muda. Pandangan banyak anak banyak rezeki. Anak sebagai harapan bagi orang tua. Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua. Anak laki-laki dianggap sebagai penerus keturunan.
    2. Penghambat Kelahiran.
    Keinginan untuk mempunyai anak dalam jumlah kecil. Penundaan usia kawin sampai selesai pendidikan untuk mendapat pekerjaan. Dilaksanakannya program Keluarga Berencana. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk migrasi.
    1. Pertumbuhan Penduduk Alami, yaitu perkembangan penduduk yang disebabkan angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Angka kelahiran ialah rata-rata banyak bayi yang lahir dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun (angka kelahiran kasar).
    2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi ialah perkembangan penduduk yang disebabkan oleh perbedaan antara jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi).
    C. Kepadatan Penduduk
    Kepadatan penduduk dapat dibedakan atas kepadatan penduduk aritmatik dan kepadatan penduduk agraris.
    1. Kepadatan Penduduk Aritmatika.
    Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km². Rumus Kepadatan Penduduk Aritmatik adalah sebagai berikut:
    2. Kepadatan Penduduk Agraris.
    Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km², yang tanahnya dapat diolah untuk pertanian. Rumus Kepadatan Penduduk Agraris adalah sebagai berikut:
    D. Struktur Penduduk Indonesia
    Struktur penduduk adalah penggolongan penduduk menurut ciri tertentu. Struktur penduduk disebut juga komposisi atau susunan penduduk. Penggolongan yang sering dilakukan adalah penggolongan menurut umur, jenis kelamin, mata pencarian, agama, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya.
    1. Susunan Penduduk.
    Menurut Umur dan Jenis Kelamin. Susunan penduduk menurut umur biasanya dikelompokkan dengan jarak masing-masing 4 tahun. Piramida penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
    a. Piramida Penduduk Muda (Expansive).
    Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, maka ke puncak makin sempit, sehingga berbentuk limas. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian (jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari usia dewasa);
    Grafik Piramida Expansive
    b. Piramida Penduduk Tetap (Stationer).
    Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir sama, sehingga berbentuk seperti granat. Hal ini menggambarkan bahwa angka kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah penduduk usia muda hampir sama dengan usia dewasa;
    Grafik Piramida Stationer
    c. Piramida Penduduk Tua (Constrictive)
    Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar, sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal itu menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat dari angka kematian, sehingga jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan dengan usia dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.
    Grafik Piramida Constrictive
    2. Susunan Penduduk Menurut Tempat Tinggal.
    Susunan penduduk menurut tempat tinggal dapat dijadikan bahan perencanaan bidang pembangunan, antara lain dalam hal: Pengembangan kota, Pembangunan rumah di kota, Penyediaan lapangan kerja, Penyediaan air minum, Lalu lintas, Kebersihan dan Fasilitas.
    3. Susunan Penduduk Menurut Pendidikan.
    Susunan penduduk menurut pendidikan adalah penggolongan penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang diperoleh.
    4. Susunan Penduduk Menurut Lapangan Kerja atau Usaha.
    Susunan penduduk menurut pekerjaan/lapangan usaha menunjukkan jenis usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.
    E. Angka Beban Ketergantungan.
    Manusia memerlukan kebutuhan untuk hidup, baik berupa kebutuhan pangan maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus bekerja dan berusaha. Angka beban ketergantungan (dependency ratio). Rumus Angka beban ketergantungan adalah sebagai berikut:
    F. Usia Harapan Hidup (Life Expectancy)
    Pengertian harapan hidup berbeda dengan lama hidup. Lama hidup atau panjang hidup yaitu jumlah tahun maksimum penduduk untuk dapat hidup. Harapan hidup adalah angka rata-rata jumlah tahun tambahan yang dapat diharapkan oleh seseorang pada umur tertentu untuk dapat hidup terus. Usia harapan hidup dari berbagai daerah, ataupun negara dibuat dalam satu daftar yang disebut indeks harapan hidup.
    G. Angka Perbandingan Laki-Laki dan Perempuan (sex ratio)
    Sex ratio atau rasio jenis kelamin adalah angka perbandingan yang menunjukkan jumlah laki-laki dari setiap 100 orang perempuan yang terdapat di suatu wilayah pada waktu tertentu. Berdasarkan sensus penduduk Indonesia pada tahun 2000 yang lalu, rasio jenis kelamin penduduk Indonesia sudah di atas 100. Ini berarti jumlah penduduk laki-laki di Indonesia lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan. Berikut ini adalah Rumus Perbandingan Jenis Kelamin (Sex Ratio):
    H. Dampak Ledakan Penduduk dan Upaya Mengatasinya
    Ledakan penduduk adalah suatu keadaan kependudukan yang memperlihatkan pertumbuhan yang melonjak naik (cepat) dalam jangka waktu yang relatif pendek (30-50) tahun. Sebagai akibat terjadinya ledakan penduduk adalah: Semakin meningkatnya jumlah pengangguran. Semakin bertambahnya angka kemiskinan. Semakin tingginya kekurangan pangan. Semakin berkurangnya luas lautan.
    I. Informasi Kependudukan Dalam Peta, Tabel, dan Grafik
    Informasi penduduk dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, dan grafik. Peta yang menyajikan informasi tentang kependudukan disebut peta tematik. Peta dapat memberikan informasi kepada pengguna peta tentang kepadatan penduduk di Indonesia pada berbagai daerah.
    Berikut ini adalah contoh Peta Kepadatan Penduduk Kotamadya Bandung:
    Contoh Grafik Pertumbuhan Penduduk:
    Contoh Tabel Pertumbuhan Penduduk:
    J. Migrasi dan Faktor Penyebab
    Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat permanen dan ada pula yang bersifat non permanen. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap.
    1. Jenis-jenis Migrasi. Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara, berdasarkan hal tersebut migrasi dibagi atas dua golongan yaitu: a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk antara satu negara dengan negara lain, dan; b. Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Jenis-jenis Transmigrasi Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di Indonesia dapat dibedakan atas: Transmigrasi umum, Transmigrasi khusus, Transmigrasi spontan atau swakarsa, Transmigrasi swakarya, Transmigrasi lokal, Transmigrasi bedol desa, dan Transmigrasi sektoral.
    2. Faktor Penyebab terjadinya Migrasi. Secara umum faktor-fakor yang menyebabkan terjadinya migrasi dapat disebutkan sebagai berikut: a. Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru; b. Faktor keselamatan, yaitu migrasi karena daerah yang sebelumnya sering dilanda bencana alam seperti longsor; dan c. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan di tempat mereka sebelumnya. d. Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat.
    K. Dampak Positif dan Dampak Negatif Migrasi dan Usaha Penanggulangannya
    1. Dampak Positif Migrasi Internasional
    1. Dampak positif imigrasi: Bertambahnya jumlah tenaga ahli yang berasal dari para imigran asing. Masuknya modal asing sehingga dapat mempercepat proses pembangunan karena para imigran tersebut menanamkan modalnya di berbagai bidang. Tercapainya alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia.
    2. Dampak positif emigrasi:Meningkatkan pendapatan orang-orang Indonesia yang bekerja di luar negeri. Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tenaga-tenaga ahli dari luar negeri. Memperkenalkan Indonesia kepada dunia melalui tenaga kerja, mahasiswa, dan sebagainya yang berada di luar negeri.
    2. Dampak Positif Migrasi Nasional
    1. Dampak positif transmigrasi: Termanfaatkannya lahan-lahan pertanian yang disebabkan oleh datangnya transmigran ke daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja. Meningkatkan taraf hidup para transmigran. Berkurangnya pengangguran, terutama bagi mereka yang ditransmigrasikan. Meningkatnya produksi.
    2. Dampak positif urbanisasi:Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota. Meluasnya kesempatan membuka usaha-usaha baru. Meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk desa yang berurbanisasi ke kota.
    3. Dampak positif ruralisasi:Apabila penduduk kota yang pindah ke desa merupakan tenaga kerja terdidik, dapat menjadi pendorong pembaharuan di desa. Tenaga terampil yang pindah dari kota ke desa, dapat membantu kekurangan tenaga terampil di desa.
    3. Dampak Negatif Migrasi Internasional
    1. Dampak negatif imigrasi: Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Masuknya para imigran yang bertujuan tidak baik. Munculnya kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja dalam negeri.
    2. Dampak negatif emigrasi:Tidak terpenuhinya jumlah tenaga ahli Indonesia. Buruknya citra Indonesia akibat ulah emigran yang tidak baik.
    4. Dampak Negatif Migrasi Nasional
    1. Dampak negatif transmigrasi:Dana yang diperlukan untuk transmigrasi sangat besar. Terjadinya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran. Ketidakseimbangan luas lahan yang tersedia dengan jumlah orang yang ditransmigrasikan.
    2. Dampak negatif urbanisasi:Tenaga terampil di desa berkurang dengan berpindahnya tenaga terampil ke kota. Penduduk yang tinggal di desa kebanyakan orang-orang tua. Timbulnya permukiman-permukiman kumuh akibat sulitnya perumahan. Padatnya lalu lintas di kota sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
     Berikut ini adalah penejelasan Materi Permasalahan Kependudukan dan Penanggulangannya dalam bentuk audio-visual. Selamat menyimak!!!
    DAFTAR PUSTAKA
    “Aplikasi Pendidikan SMP, Mata Pelajaran Geografi 7”, di produksi oleh: PT. Kharisma Nusantara Teknologi.
    “Data Teregistrasi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar”, dalamhttp://www.denpasarkota.go.id/main.php?act=jmlpendudukDownload: 23/09/2012.
    “Pembelajaran Geografi CD Interaktif”, di produksi oleh: Lebah Kreasi Multimedia.
    “Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010”, dalamhttp://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=1. Download: 23/09/2012.
    “Peta Distribusi Kepadatan Penduduk Kotamadya Bandung”, dalamhttp://andimanwno.files.wordpress.com/2010/06/penduduk_output.jpg. Download: 16/9/2012.
    “Rasio Jenis Kelamin menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995 dan 2000”, dalamhttp://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=4. Download: 23/09/2012.
    “Software Geografi: Nextedu Geografi SMP”, di produksi oleh: PT. Infiniti Reka Solusi.
    Harini, Muklis dan Uut Novia Suparno, Buku Ajar Acuan Pengayaan: IPS Terpadu Geografi dan Sosiologi untuk SMP/MTs. D.A. Astri S., dan Syaiful B. (Ed.). Solo: CV. Sindunata, 2012.
    Mu’in MK, Idianto. Pengetahuan Sosial: Geografi 2 untuk SMP Kelas 2. Jakarta: PT. Grasindo, 2004. Hal. 71-101.
    Sudarmi, Sri dan Waluyo, Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu 2: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Maryanto (ed.). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Hal. 21-44.

DAFTAR PUSTAKA

J.E. Mansyah, Johan, dkk (2005). LKS GEOGRAFI SMA Kelas XI. Masyarakat Geografi Indonesia : Bandung
Priyanto, Agus, dkk (2004). LKS GEOGRAFI SMA Kelas XI. GRAHA PUSTAKA : JAKARTA
Yusupana, Sandra (2005). Belajar Efektif Geografi. Intimedia Ciptanusantara : Jakarta Timur
            Wirosuhardjo, kartomo (1981). Dasar-dasar Demografi. Lembaga Demografi Fakultas Ekonom                         Universitas Indonesia : Jakarta

2 comments:

makasih kak, aku tadi nyuri ilmunya :v salam :)
 
Terimakasih kak ilmunya sangat bermanfaat:)
 

Posting Komentar